Langsung ke konten utama
Bukan Seberapa Besar

Kegembiraan adalah pintunya kesedihan, dan kesedihan adalah pintunya kebahagiaan. Tak selamanya kita bahagia dan bersedih.

Saat Allah memberikan 1 kesulitan maka Dia menemaninya dengan 2 kemudahan. Fa inna ma’a al-usri yusraa, inna ma’a al-usri yusraa.

Masalahnya bukan seberapa besar dosa kita, tapi seberapa besar taubat kita pada Allah.

Atau tantangan kita bukan berapa kali kita jatuh, namun berapa kali kita mencoba untuk kembali bangkit.

Berharap kebaikan dari-Nya adalah wajib. Sedang berputus asa dari rahmat-Nya adalah haram.

Saat senang, bagikanlah kesenangan pada orang lain, mudah-mudahan ada pula yang berbagi senang ketika kita dalam keadaan susah.

Namun, saat galau, lebih baik dipendam sendiri dan diadukan kepada Allah. Takutnya bila diadukan pada manusia akan menambah beban mereka.

Semua manusia pasti punya masalah yang sama berat. Hanya sebagian mengadukannya pada manusia dan sebagian lagi mengadukannya pada Allah.

Kurangilah menceritakan kegalauan kita di dunia maya, pahamilah itu sia-sia, dan pertanda lemahnya jiwa.

Yang layak digalaukan bukan sesuatu yang akan pudar dan sebentar. Lebih pantas menggalau akan waktu yang lebih panjang, yakni akhirat.

Contohlah seorang tukang parkir tak menggalaukan kendaraan yang datang dan pergi. Karena dia sadar itu bukan miliknya, rela tanpa keluh kesah.

Begitupun manusia, merasa kehilangan padahal ia tidak pernah memiliki apapun, kecuali yang dipinjamkan Allah kepadanya.

Begitulah Abu Bakar meingatkan bahwa cukup dunia ditaruh ditangan, janganlah ditaruh di hati, karena ia akan terus menggerus iman.

Karena keindahan dunia layaknya mawar berduri, makin kuat digenggam semakin sakit dirasa, menggalau sepanjang hari.

Mulailah bersujud lalu setelahnya adukan pada Dia, angkat telapak tangan, mulailah berdoa. Insya Allah Dia berkenan mengangkat sedih.

Galau bisa jadi berarti kita kurang mengingat-Nya dan tak ada sesuatu pun yang menggalaukan bila semua kita serahkan pada Allah.

Walaupun begitu, memang manusia diciptakan dalam keadaan rapuh, hanya 1 cara untuk menjadi kuat "mendekatlah pada Allah".

____________________
Dikutip dari tulisan D.F.N.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fasilitas di Bogor EduCARE

Bogor EduCARE Hallo guys, kalian memiliki niat ingin kuliah tapi terkendala biaya yang besar ?   Jangan Takut! Di Bogor EduCARE menyediakan program pendidikan Gratiss! Iya Gratisss... Bogor EduCARE atau biasa dikenal dengan sebutan “BEC” adalah sebuah lembaga pendidikan yang menyediakan program kuliah Beasiswa penuh atau 100% GRATIS dengan 2 bidang jurusan yaitu, Jurusan Administrasi perkantoran dan Jurusan Bisnis untuk lulusan SLTA/Sederajat dengan usia maksimal 22 tahun. Bertujuan untuk menciptakan para pekerja yang terampil dalam Hard Skill dan Soft Skill yang mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lain dan mencetak para enterpreneur muda yang siap terjun untuk memulai usaha bisnisnya sendiri. Tidak hanya dibekali dengan ilmu pengetahuannya saja namun juga kita di didik dengan ilmu agama yang baik. Walaupun 100% gratis alias tidak dipungut biaya sepeserpun hingga lulus, Bogor EduCARE memiliki berbagai fasilitas yang tak kalah dengan perguruan tinggi lainnya
Hafalan ... Bagi penuntut ilmu, menghafal adalah harga mati baginya. Tanpa menghafal, ia tak akan bisa menguasai bidang ilmu yang ia tekuni. Sedangkan memahami hafalan adalah suatu keniscayaan. Hafalan tak akan memberi manfaat berarti tanpanya. Penuntut ilmu yang mendikotomikan antara hafalan dan pemahaman; akan terjatuh pada hal yang negatif, sebagaimana ungkapan indah Ath-Tharifi hafidzahullah "Penghafal tanpa mau memahami makna yang ia hafal adalah orang yang menunjukkan kesombongan. Sedang orang yang paham tapi enggan menghafal adalah orang yang lalai." (Asthur). Dalam biografi Syaikh Jalaluddin Al-Mahalli rahimahullah, seorang ulama Syafiiyah mutakhir yang jarang ada tandingannya dalam bidang Ushul Fikih, dikisahkan bahwa beliau tidak mampu menghafal banyak. Satu halaman saja yang coba ia hafal, akan membuat tubuhnya memerah dan pikirannya pusing.  Saya pernah menanyakan hal ini pada Syaikh kami yang juga pakar Sejarah dan Tarbiyah "Syaikh Y
Jenis Ikhlas Paling Tinggi "Ibadah yang dilakukan secara rahasia adalah laksana pagar kokoh yang diletakkan seorang insan di sekitar hatinya (agar terhindar dari berbagai fitnah). Tidaklah seorang insan suka mengeluh kecuali ibadah berkhalwatnya dengan Allah Ta'ala begitu jarang. Sebab itu bekal Nabi shallallahu'alaihi wasallam adalah beribadah secara menyendiri di malam hari. Ibadah tersembunyi merupakan amalan yang paling meneguhkan hati seorang hamba di atas agamanya. Kebanyakan orang-orang yang tersingkir dari jalan kebenaran adalah orang-orang yang hanya suka beribadah secara tampak oleh manusia. Olehnya itu, semakin derajat seseorang mulia, ia semakin butuh amalan rahasia yang meneguhkan dirinya…" (Asthur: 67). [Di Mihrab Tarbiyah: hal. 112] _________________________________ Dikutip dari Tulisan Ustadz Maulana la eda